TUGAS 1
TUGAS
SISTEM INFORMASI
PSIKOLOGI
Attitudes Toward Computers, Science, and Technology: A Cross-Cultural Compasion Between Students in Rome and Los Angeles
DISUSUN OLEH :
Nama : 1. Dian Istiqomah
2. Mega Setyorini Putri
NPM : 1. 12513368
Kelas
: 4PA11
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
Attitudes
Toward Computers, Science, and Technology: A Cross-Cultural Compasion Between
Students in Rome and Los Angeles
A.
Rangkuman
Jurnal
Kebudayaan yang umum itu membuat
perbedaan yang lebih besar terhadap perilaku dibandingkan jenis kelamin atau bidang
studi. Namun, pelajar dari kedua negara secara keseluruhan lebih positif
ketimbangan negatif tentang komputer. Pengecualian secara umum perilaku positif
terjadi dari evaluasi yang negatif dari video game dimana Italy lebih extrem.
Dalam kasus ini, keberadaan opini negatif terhadap video game. (Semua kecuali
dari satu perhatian terhadap evaluasi negatif) adalah satu contoh stereotif
negatif dari komputer yang kontras dengan seluruh seri epembuktian eksperimen
dari stimulasi perbedaan dari kemampuan intelektual dari video game.
Sementara perbedaan kebudayaan, Italy
lebih takut terhadap penggunaan komputer dibandingkan amerika. Ini
menceriminkan tekanan yang besar dari grup sosial ( melawan individual) di Italy
dan masalah yang besar dari birokrasi tertinggi dari institut sosial di Italy.
Penjelasan lain ketakutan terbesarnya adalah bahwa hal itu mungkin hasil dari
penggunaan yang lebih luas untuk tujuan ini di Amerika, dari sistem pakar
komputisasi yang dgunakan oleh lembaga pemerintahan untuk pemeriksaan pajak dan
kontrol kejahatan ke database yang tersedia untuk politisi mempersiapkan
kampanye pemilu, semua yang telah menyebabkan banyak kontraversi. Di Italy,
kurangnya penerapan komputer di sektor ini membuat sikap yang kurang jelas.
Sebaliknya, di Amerika tidak takut ada masalah dengan aplikasi komputer yang
dikembangkan oleh individu. Akhirnya,
sikap yang lebih positif terhadap kedua jenis aitem dalam 3 faktor oleh siswa
di Amerika Serikat mencerminkan optimistik, kurangnya pandangan terhadap budaya
kritik di US. Menariknya, difusi yang lebih besar dari komputer di US tidak
menyebabkan sikap positif papan atas, sebagai gantinya komputer sebagai
peralatan berasimilasi terhadap keberadaan sikap budaya, menghasilkan pola yang
berbeda dari sikap positif dan negatif dalam masing-masig budaya.
Secara keseluruhan, hasil ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya milik De Grada et al (1987) dimana masing-masing
dari sikap berkerumun di tiga faktor yang paralel itu. Konsistensi dari dimensi
yang terpendam dari sikap terhadap komputer untuk teknologi dan ilmu
pengetahuan secara umum dan pengaruhnya terhadap ciri sosiokultural dalam
orientasi sikap-sikap. Dipenelitian ini, dimensi pertama memiliki potensi hubungan
negatif dari komputer pada kognitif atau proses pembelajarannya dalam hubungan
individu dengan orang-orang yang melihat komputer itu memang berdampak negatif
bagi kognitif dan edukasi, dan mempunyai efek menarik diri terhadap individu.
Diesensikan, subjk tersebut cenderung mempertahankan sikap khawatir terhadap
potensi negatif komputer pada individu.
Dimensi kedua berkaitan dengan efek
negatif dari komputer di lembaga-lembaga
sosial (pekerjaan, kontrol sosial, keadilan) dan sanksi sosial (privasi).
mencakup sikap negatif terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih umum.
subjek yang setuju bahwa komputer memiliki efek negatif dalam lembaga sosial akan
cenderung melihat efek negatif pada lembaga sosial lainnya, serta efek negatif
dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih umum.
Faktor ketiga terutama dari item
positif tentang komputer dan ilmu pengetahuan. termasuk efek komputer baik pada
individu dan masyarakat. mengingat bahwa konten agak mirip dengan dua faktor
lainnya, salah satu kelebihan faktor ini dapat menunjukkan sejauh mana seorang
individu akan menerima positif (berbeda dengan penolakan negatif) gambaran dari
komputer dan ilmu pengetahuan yang lebih umum.
Tren sosial budaya dibedakan oleh
De Grada et al. dikonfirmasi. Jenis kelamin membuat perbedaan sikap kurang
daripada studi lapangan. dalam studi lapangan, masyarakat dan mahasiswa
psikologi memiliki sikap yang lebih negatif dan kurang positif dibandingkan
rekan-rekan mereka di bidang sains dan teknologi terhadap dampak individu dan
sosial dari komputer, sains, dan teknologi. Masyarakat khususnya, sangat jelas
kurang positif terhadap peran komputer, teknologi, dan ilmu pengetahuan. Sebaliknya
ahasiswa sains, bersama dengan rekan-rekan teknik mereka, menunjukkan sikap
yang lebih positif dan sedikit negatif terhadap berbagai aplikasi sosial
komputer, ilmu pengetahuan, dan teknologi, mereka juga menunjukkan keengganan
yang lebih besar daripada sub-sampel lain untuk setuju dengan dampak negatif
dari komputer pada masing masing psikologis individu
Dalam hal perbedaan gender,
hasilnya menunjukkan perbedaan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan hanya
berkenaan dengan efek negatif pada individu. perempuan setuju dengan pernyataan
tentang efek negatif secara signifikan lebih dari laki-laki. Temuan ini
menegaskan pembagian tetap terhadap peran seksual, tetapi kurang penting
dibandingkan dengan perbedaan pekerjaan lebih konsisten dan perbedaan budaya yang
lebih besar.
B.
Kelebihan
dan Kekurangan Jurnal
1.
Kelebihan
a. Hasil
penelitian dipaparkan dengan sangat jelas
b. Subjek
yang digunakan dalam penelitian ini sudah cukup mewakili atau merepresentasi
kan dari sebagian populasi yang ada.
c. Penjelasan
mengenai latar belakang dilakukannya penelitian cukup jelas dan mudah
dimengerti.
d. Dilampirkannya
secara detal instrumen yang digunakan dalam penelitian sehingga pembaca dengan
mudah mengetahui aspek apa saja yang menjadi pertimbangan dalam penelitian.
2.
Kekurangan
a. Abstrak
kurang jelas, sehingga tidak cukup dengan membaca abstraknya saja untuk
mengetahui hasil dari penelitian tersebut.
b. Hasil
penelitian hanya dijelaskan dan dimasukkan kedalam tabel sehingga pembaca akan
kebingungan, akan lebih baik jika menggunakan grafik perbandingan.
c. Tidak
ada kesimpulan atas pemaparan hasil penelitian dan diskusi.
Daftar
Pustaka
TUGAS 2
TUGAS
SISTEM INFORMASI
PSIKOLOGI
PENGEMBANGAN APLIKASI
TEST IQ (INTELIGENCE QUOTIENT) PADA
ANAK USIS DINI BERBASIS WEB
DISUSUN OLEH :
Nama : 1. Dian Istiqomah
2. Mega Setyorini Putri
NPM : 1. 12513368
Kelas
: 4PA11
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
1.
Identifikasi
Masalah
Pendidikan anak usia dini merupakan
pendidikan yang paling mendasar dan menempati kedudukan sebagai golden age dan
sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia. Masa usia emas (golden age) perkembangan anak terjadi
pada masa usia prasekolah dimana 80% perkembangan kognitif telah dicapai pada
masa ini. Pada usia 4 tahun, kecerdasan anak mencapai 50 persen sedangkan pada
usia 8 tahun kapasitas kecerdasan anak yang sudah terbangun mencapai 80 persen.
Kecerdasan seorang anak dapat dilihat salah satunya dengan memperhatikan
tingkat Intelligence Quotientnya
(IQ).
IQ
atau singkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh
dari sebuah alat tes kecerdasan. IQ dapat diukur dengan mengggunakan alat tes
intelegensia standar yang mencakup kemampuan verbal dan noverbal. Tes IQ untuk
anak usia dini umumnya berupa puzle atau permainan balok-balok dan juga
mengenal benda (gambar benda). Tes IQ masih dilakukan secara manual dengan
membacakan semua soal kepada peserta tes. Selain itu, hasil dari tes tersebut
baru diketahui oleh peserta tes setelah beberapa hari karena harus diperiksa
secara manual. Dengan adanya bantuan komputer, tes IQ dapat dilakukan tanpa
membacakan soal kepada peserta tes dan hasil dari tes tersebut dapat dilihat
oleh peserta tes.
2.
Analisis
masalah
Tes
IQ pada anak usia dini sudah sering dilakukan, hanya saja masih secara mannual
dengan membacakan semua soal kepada peserta test. Selain itu, hasil dari tes
tersebut baru akan diketahui oleh peserta tes setelah beberapa hari karena
harus diperiksa secara manual. Tentunya hal tersebut tidak efisien dari segi
waktu pengerjaan tes.
Berdasarkan
permasalahn diatas penulis mempunyai usulan solusi untuk mengembangkan
perangkat lunak yaitu aplikasi tes IQ pada anak usia dini berbasis web. Usulan
solusi dalam aplikasi test IQ pada anak usia dini berbasis web ini diterapkan
untuk memudahkan psikolog dalam memberikan tes IQ serta memudahkan pengguna
dalam menjawab soal yang akan memperoleh hasil dihari itu juga. Dengan web ini
diharapkan dapat membantu dalam pengerjaan tes IQ pada anak usia dini bagi yang
memerlukan.
3.
Analisis
kebutuhan
a.
Analisis
Kebutuhan Data
Tahap
pertama yang dilakukan adalah mencari dan mengumpulkan kebutuhan secara lengkap
kemudian dianalisis dan didefinisikan yang merupakan bagian dari requirements
analysis and definition (analisis kebutuhan dan definisi) pada model tersebut.
pada tahap ini, penulis melakukan referensi mengenai teori-teori yang
diperlukan dan bagaimana menerapkannya dalam Aplikasi yang berbasis web.
b.
Fungsional
Dalam
pengembangan aplikasi ini, peneliti menggunakan DFD (Data Flow Diagram). Data Flow
Diagram adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk
menggambaran dari mana asal data kemana tujuan data yang keluar dari sistem,
dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut, bagaimana
interaksi antara data yang tersimpan, serta proses apa yang dikenakan pada data
tersebut.
Perencanaan
struktur data perangkat lunak merupakan tahap pendefinisian dari
kebutuhan-kebutuhan fungsional dalam suatu tahap pengembangan sistem.
Kebutuhan-kebutuhan fungsional yang dimaksudkan adalah isis file atau struktur
dari tiap-tiap file yang diidentifikasi.
c.
Nonfungsional
Pengembangan
Aplikasi Tes IQ pada anak usia dini ini menggunakan proses SDLC (System Development Life Cycle) dengan
model waterfall yaitu model yang bersifat sistematis dan berurutan dalam
membangun perangkat lunak, mulai dari tahap analisis, desain, implementasi, testing operation, dan maintenance
4.
Tahap
Perancangan
a.
Struktur
Navigasi
1) Struktur
navigasi pada aplikasi tersebut sudah termasuk bagus karena pada awalan
pengerjaan tetap harus mengisi data lengkap, namun sebaiknya pada saat masuk ke
persoalan lebih baik tidak diberitahukan data soal yang akan dikerjakan
2) Pada
saat memasuki pengerjaannya sebaiknya ada tampilan instruksi secara sederhana
agar anak dapat membaca terlebih dahulu
b.
Struktur
Interface
1) Pada
bagian hasil setelah pengerjaan sebaiknya data hasil dikirim via email agar
tetap menjaga kerahasiaannya,
2) Pada
bagian proses pengerjaannya tampilan perintah dibuat lebih sederhana namun
dengan bahasa yang lebih santai pada anak-anak, mengingat test diberikan pada
anak-anak walaupun tetap harus dengan pengawasan
3) Hasil
berupa pernyataan “tidak mampu” lebih baik tidak ditampilkan karena ketika anak
membaca dapat mempengaruhi psikis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar